Universitas Amikom Purwokerto
  • Spirit
  • Creative
  • Success

Sebuah studi tentang bagaimana COVID-19 memengaruhi dokter yang merawat anak-anak dengan kanker

Sebuah studi tentang bagaimana COVID-19 memengaruhi dokter yang merawat anak-anak dengan kanker

Universitas Amikom Purwokerto, Kampus IT dan Bisnis Digital Banyumas, Jawa Tengah.

Menurut sebuah studi baru, pandemi COVID-19 berdampak serius pada profesional medis onkologi pediatrik di seluruh dunia, membutuhkan perubahan staf yang signifikan, dan menyebabkan tekanan fisik, psikologis, dan keuangan.

Studi ini dipublikasikan di “CANCER Journal”. Studi ini juga menemukan bahwa dokter dapat bersatu untuk terus memberikan perawatan berkualitas kepada anak-anak penderita kanker meskipun ada tantangan.

Selama pandemi, blokade dan pembatasan yang ditujukan untuk mengekang penyebaran COVID-19 menyebabkan kebingungan yang meluas dalam perawatan medis. Elizabeth Snyderman, MSN, APRN, dan rekan-rekannya dari 213 lembaga yang mewakili 79 negara untuk menyelidiki efek pada donor onkologi pediatrik yang sudah tegang karena kekurangan tenaga kerja sebelum pandemi.Kami mensurvei 311 dokter yang merawat anak-anak dengan kanker.

Data survei dikumpulkan dari 22 Juni 2020 hingga 21 Agustus 2020. Selain itu, 16 institusi telah bergabung dengan 19 kelompok fokus interdisipliner.

Di antara temuan utama:

1. 51% klinik menyebutkan berkurangnya ketersediaan staf klinis sebagai dampak utama.

2. Perubahan staf termasuk berkurangnya ketersediaan penyedia (66% dari institusi), perubahan peran atau tanggung jawab, dan transfer staf untuk bekerja di luar profesi profesional.

3. Efek fisik termasuk penyakit COVID-19, dengan 8% responden melaporkan kematian di fasilitas penyedia layanan.

4. 50% penyedia tidak memiliki alat pelindung diri yang diperlukan.

5. Responden juga mengalami tekanan psikologis dan masalah keuangan.

6. Dampak yang dirasakan negara di semua tingkat pendapatan.

“Juga, perawat sangat rentan terhadap efek pandemi karena mereka sering sakit dan dikarantina, menghadapi tantangan keuangan tambahan, dan lebih sering direlokasi daripada rekan dokter mereka. Ternyata ada,” kata Snyderman.

Responden melaporkan bahwa beban tersebut diatasi dengan kebijakan yang ditujukan untuk kerja tim, komunikasi, kontribusi peran yang tidak normal, dan optimalisasi keamanan. Efek negatif juga diimbangi dengan rasa membuat perbedaan dan berkontribusi dalam pengendalian pandemi.

Meski penelitian dilakukan di awal pandemi COVID-19, Snyderman mengatakan terkait dengan timbulnya vaksinasi dan munculnya varian baru, dan merupakan kunci untuk melindungi penyedia layanan kesehatan, katanya mengungkapkan strategi penting.

“Faktor stabilisasi yang ditemukan untuk membantu mitigasi tantangan pandemi termasuk kebijakan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kerja tim, komunikasi, kontribusi, dan keselamatan. Faktor-faktor ini adalah pandemi ini. Dan perlu diperkuat dan diimplementasikan oleh organisasi untuk mendukung penyedia jika terjadi krisis kesehatan di masa depan,” katanya.

Editorial terlampir menekankan bahwa hasil penelitian tidak boleh diremehkan.

“Mereka mencerminkan risiko serius yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perawatan anak-anak dan membahayakan keberhasilan perawatan mereka,” tulis penulis. (ANI)

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto

Info Komunikasi

Artikel Lainnya

Hari
Jam
Menit
Detik

Pendaftaran Jalur Gelombang 1 (Satu)