Universitas Amikom Purwokerto, Kampus IT dan Bisnis Digital Banyumas, Jawa Tengah.
Oleh Daviender Narang
Orang dengan gangguan jiwa biasanya dianggap lemah bahkan terkadang diperlakukan sebagai orang gila dan tidak konsisten dalam masyarakat kita. Alih-alih menangani masalah secara langsung, orang-orang mencoba mengisolasinya. Mereka sering menghadapi stigma, yang dapat mencegah mereka mencari bantuan dan menghambat pemulihan mereka. Masalah kesehatan mental sangat umum di kalangan mahasiswa. Bahkan, menjadi masalah serius bagi para sarjana, dan siswa adalah korban paling serius. Dengan hati muda dan sikap naif mereka, mereka tidak dapat mengatasi masalah khusus ini. Namun, profesional pendidikan menyadari dampak kesehatan mental siswa pada pembelajaran dan prestasi, dan menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dengan masalah kesehatan mental.
Kepribadian yang lebih baik tergantung pada kesehatan fisik dan mental yang baik. Kesehatan mental adalah tentang merasa positif tentang diri sendiri dan mampu mengatasi tekanan harian Anda. Mengatasi Masalah Sehari-hari Jika Anda mengalami masalah, itu mungkin merupakan tanda masalah kesehatan mental dan harus segera ditangani. Siswa dengan kesehatan mental yang buruk sering merasa lelah, tertekan, lelah, atau cemas. Mereka bertindak dengan cara yang jauh. Kegagalan untuk mengatasi pada waktu yang tepat dapat menyebabkan banyak masalah serius. Jika tidak ada solusi yang ditemukan, siswa sering bersembunyi. Mereka menunjukkan harga diri yang rendah dan memiliki keinginan untuk menarik diri dari dunia. Mereka selalu memiliki rasa malu, putus asa dan tidak berdaya. Mereka kehilangan minat pada aktivitas yang dulu mereka sukai. Masalahnya diperparah karena siswa sering mengabaikan atau tidak pernah membicarakan apa yang sangat mengganggu mereka. Mereka lebih suka diam karena cemas, takut menonjol, atau malu. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan oleh siswa secara langsung terkait dengan kesehatan mental yang buruk. Siswa perlu bosan, perlu melarikan diri dari lingkungan fisik di sekitar mereka, kewalahan dan stres, kesepian, memiliki sedikit teman yang nyata, atau bersyukur dan dibenarkan.Saya sering melakukannya karena alasan seperti. Penggunaan media sosial juga mengakibatkan banyak anak muda dilecehkan, dipermalukan, dihina, dikuntit, diancam dan menjadi korban penipuan melalui media sosial.
Sulit untuk mengenali tanda-tanda kesehatan mental yang buruk. Tapi itu bukan tidak mungkin. Anda dapat memecahkan setengah dari masalah hanya dengan mengakui keberadaannya. Ada banyak cara Anda dapat mengatasi masalah ini secara profesional ketika diadopsi. Di bawah ini adalah beberapa solusi yang berguna.
- Mempertahankan gaya hidup yang sehat dan sistematis dapat bekerja secara misterius.
- Buat rutinitas harian yang memprioritaskan perawatan Anda
- Makan makanan yang sehat serta makan dengan baik
- Tetap aktif secara fisik adalah prasyarat untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. Kaum muda saat ini harus didorong untuk terlibat dalam kegiatan olahraga dan mengembangkan terapi olahraga.
- Kami membutuhkan komunikasi yang lebih baik. Siswa perlu mengembangkan kebiasaan berkomunikasi dengan mudah dan terbuka dengan orang tua, teman sebaya, guru, dan saudara mereka. Mereka perlu menghabiskan waktu yang memuaskan dengan keluarga dan teman-teman daripada menempelkannya ke ponsel atau laptop mereka.
- Siswa perlu mengurangi waktu layar, yang merupakan penyebab utama kehidupan sehari-hari. Waktu yang tidak terstruktur menyebabkan kebosanan, lonjakan kecemasan, dan depresi.
Singkatnya, ada pendapat bahwa isu-isu seperti kesehatan mental remaja harus diakui terlebih dahulu dan bahwa mereka perlu ditindaklanjuti dengan sangat mendesak. Meningkatkan kesadaran kaum muda dan mendorong mereka untuk mencari bantuan juga bisa sangat membantu. Kesadaran kesehatan mental dan kesejahteraan mental harus dimasukkan dalam kurikulum untuk membuat kaum muda sadar akan masalah tersebut.
Penulis adalah direktur Institut Manajemen Jai Puglia.
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto