Universitas Amikom Purwokerto
  • Spirit
  • Creative
  • Success

Guru dan Politik: Tulis secara tertulis, tanpa syarat tersembunyi, kata NUTP

Guru dan Politik: Tulis secara tertulis, tanpa syarat tersembunyi, kata NUTP

Universitas Amikom Purwokerto, Kampus IT dan Bisnis Digital Banyumas, Jawa Tengah.

Petalinjaya: Mengizinkan guru untuk berpartisipasi aktif dalam politik harus dilakukan tanpa syarat tersembunyi, kata Federasi Nasional Guru (NUTP).

Sekretaris Jenderal Wang Heng Suan juga mengatakan bahwa ini juga perlu dinyatakan secara tertulis dengan jelas.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh NUTP pada hari Sabtu (22 Januari), Wang mengatakan, “NUTP adalah kondisi tersembunyi yang menyebabkan masalah bagi guru yang aktif secara politik ketika sirkulasi baru tentang ini diterbitkan. Saya harap ini tidak termasuk.”

Dia menyambut baik pengumuman Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob di Kotabal dan mengizinkan semua guru di bawah Kementerian Pendidikan di seluruh negeri untuk segera efektif dan terlibat dalam politik.

Ia menambahkan, peredarannya akan segera diterbitkan.

Wang mengatakan pemberitahuan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 2010 memungkinkan guru kelas DG41 dan 48 untuk berpartisipasi dalam politik dengan persetujuan dari Sekretaris Jenderal Kementerian.

Namun, dia mengatakan itu ditarik pada akhir 2021 menyusul arahan yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal kementerian.

Dia mengatakan larangan itu termasuk larangan guru mencalonkan diri dalam pemilihan dan mempertahankan status politik.

Wang juga mengatakan bahwa partisipasi aktif guru dalam politik harus diperluas ke guru kelas DG52, termasuk guru kelas DG52 berbasis waktu.

Di Malaka, aktivis pendidikan Datuk Ronald Gan mengatakan keputusan untuk mengizinkan guru terlibat dalam politik harus dilihat dalam segala hal, termasuk dampaknya terhadap prestasi akademik siswa.

“Saya berkomitmen penuh pada kebebasan berpendapat, tetapi saya perlu mempertimbangkan konsekuensi dan kemungkinan pembentukan kelompok berdasarkan afiliasi politik dan etnis,” katanya, Sabtu (22 Januari) di sawah.

Di sini, Gan, presiden SMK Bukitbal dan PTA (Asosiasi Orang Tua dan Guru) SMK St. Francis Institute, mengatakan pendidikan harus berbeda dari politik.

“Jika seorang guru secara aktif terlibat dalam organisasi politik, cita-cita politiknya dapat mempengaruhi ajarannya.

“Profesi guru harus non-politis dan tidak boleh berperan dalam indoktrinasi kepada siswa,” katanya.

Gunn juga berpendapat bahwa dalam keterlibatan jangka panjangnya dalam program pendidikan, siswa dapat dipengaruhi oleh guru untuk membenci pemimpin politik tertentu.

Sementara itu, Mac Cheekin, ketua Malacca Action Group for Educational Parents (Magpie), mengatakan guru berhak bergabung dengan partai politik.

Dia mengatakan guru dapat memperoleh keterampilan dalam lingkungan politik yang progresif.

“Bisa mengasah kemampuan komunikasi baik, interaksi sosial, public speaking, dll,” imbuhnya seraya menambahkan banyak pensiunan guru yang menjadi anggota DPR dan DPR.

Namun, Mack mengatakan para guru harus menahan diri dalam hal opini politik di kelas.

“Harus ada pedoman yang sesuai yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan,” katanya.

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto

Info Komunikasi

Artikel Lainnya

Guest Lecture

Guest Lecture “Strategi Segmenting, Targeting dan Positioning di Media Placement dalam Bidang Kehumasan”, Sabtu 13 November 2021

Selengkapnya >>
Hari
Jam
Menit
Detik

Pendaftaran Jalur Gelombang 1 (Satu)