Universitas Amikom Purwokerto
  • Spirit
  • Creative
  • Success

Kehebohan di balik terapi sel induk palsu Covid: Penelitian

Kehebohan di balik terapi sel induk palsu Covid: Penelitian

Universitas Amikom Purwokerto, Kampus IT dan Bisnis Digital Banyumas, Jawa Tengah.

New York, 16 Oktober (IANS): Tahun lalu, saat kami bergegas menemukan obat cepat untuk Covid-19, dunia melihat persaingan global untuk menemukan terapi berbasis sel induk baru. Para peneliti sekarang melaporkan bahwa perawatan seperti itu dipenuhi dengan pelanggaran peraturan pemerintah, klaim medis yang membengkak, dan komunikasi publik yang menyimpang.

Ada laporan pasien yang menderita cedera fisik seperti kebutaan dan kematian akibat terapi sel induk yang tidak terbukti.

Laertis Ikonomou, seorang profesor biologi lisan di Universitas di Buffalo, Universitas Negeri New York, mengatakan: kuk.

Ada klinik yang menawarkan terapi “sel induk” yang tidak terbukti dan tidak aman yang menjanjikan untuk mencegah Covid-19 dengan memperkuat sistem kekebalan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Hasil studi pendahuluan tentang potensi pengobatan Covid-19 berbasis sel punca seringkali dilebih-lebihkan melalui siaran pers, media sosial, dan pemberitaan media yang tidak esensial.

Klinik yang menjual terapi sel punca potensial langsung ke konsumen menggunakan temuan dan laporan berita ini untuk membuktikan manfaat terapi sel punca yang belum terbukti yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meregenerasi jaringan paru-paru, dan mencegah penularan. ketakutan pasien yang rentan, kata Leigh Turner dari University of California, Irvine, rekan penulis Covid-19.

“Pasien juga tertekan secara finansial karena harga produk berkisar dari ribuan hingga puluhan ribu dolar dan orang sering disarankan untuk menerima perawatan mahal setiap beberapa bulan,” kata Ikonomou.Dia menambahkan.

Pasien yang diyakini terlindungi dari Covid-19 harus menghentikan vaksinasi, berhenti memakai masker, menghentikan jarak fisik, atau mempromosikan keselamatan pribadi dan kesehatan masyarakat. Anda dapat menghindari tindakan yang ditujukan.

Ini juga dapat mengurangi peluang Anda untuk berpartisipasi dalam uji klinis yang dikembangkan dengan hati-hati yang dilakukan oleh perusahaan berbasis standar etika.

“Ilmuwan, regulator, dan pembuat kebijakan perlu mencegah lonjakan studi yang dirancang, kurang bertenaga, dan duplikat yang dimulai terlalu cepat untuk pandemi, tetapi itu menarik. , Tidak mungkin memberikan data keamanan dan kemanjuran yang bermakna secara klinis, “Turner ditekankan.

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto

Info Komunikasi

Artikel Lainnya

Hari
Jam
Menit
Detik

Pendaftaran Jalur Gelombang 1 (Satu)